بسم الله الرحمن الرحيم
‘Ujub merupakan salah satu sifat yang tercela yang dapat merusak amal kebaikan.
PENGERTIAN ‘UJUB
العجب هو استعظام العمل الصالح
‘Ujub ialah membanggakan amal shaleh. (memandang besar/mengagungkan amal shaleh yang sudah dilakukan)
Dalam hal ini Sayyida ‘Abullah bin Mas’ud r.a pernah berkata :
النجاة في اثنتين التقوى والنية والهلاك في اثنتين القنوط والأعجاب
Keselamatan ada dalam dua perkara, yaitu Taqwa dan Niat, dan kecelakaan ada dalam dua perkara, yaitu Putus Asa dan 'Ujub.
Sayyidina ‘Umar bin Khattab berkata R.A berkata :
ان من صلاح توبتك أن تعرف ذنبك وان من صلاح عملك أن ترفض عجبك وان من صلاح شكرك ان تعرف تقصيرك
Seungguhnya sebagian dari keberesan TAUBATmu ialah engkau mengetahui akan dosamu, dan sesungguhnya sebagian dari keberesan amalmu ialah menolak UJUBmu, dan sesungguhnya sebagian dari keberesan SYUKURmu ialah engkau mengetahui kekuranganmu.
CARA MENCEGAH SIFAT UJUB
Al-faqih Imam Abu Lais berkata : Barang siapa yang ingin memecahkan (menghilangkan) ujub, maka wajib atasnya empat perkara:
1. Seseorang harus melihat (mengetahui) bahwasannya Taufiq itu dari Allah SWT. Maka apabila ia tahu bahwa Taufiq itu dari Allah, maka dia akan menyibukkan dirinya bersyukur kepada Allah dan akan menghilangkan UJUB dari dirinya. Jadi semua amal shaleh yang kita lakukan merupakan TAUFIQ dari Allah SWT, maka syukurilah masih diberi taufiq. Karena mustahil seseorang bisa bermal soleh tanpa Taufiq dari Allah SWT.
2. Seseorang harus melihat (menyadari) bahwa semua ni’mat itu adalah pemberian Allah SWT. Maka apabila ia sadar bahwa ni’mat terbsebut dari Allah, maka ia akan sibuk bersyukur dan menganggap usahanya sedikit dan hilanglah ujub itu. Sebesar apapun usaha yang ia lakukan, hanya Allah lah yang memberikan banyak ni’mat tersebut.
3. Seseorang harus merasa takut amalnya tidak di terima Allah SWT. Jika ia merasa takut amalnya tidak di terima, maka ia tidak akan ujub (membanggakan diri) dengan amal tersebut.
4. Seseorang harus melihat (menyadari) akan dosa-dosanya yang ia perbuat sebelum beramal shaleh, dan ia merasa takut akan kembali kepada kesalahan-kesalahan seperti dulu. Jika ia takut akan kembali ke masa lalu yang buruk, maka ia tidak akan membanggakan diri dengan amal shaleh yang ia lakukan setelah ia meninggalkan kesalahan-kesalahannya dulu.
Wallahu A'lam
No comments:
Post a Comment